Bismillahirrohmanirrohim..
Alhamdulillah Blog ini dibuat berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen saya yang bernama Pak Bambang Ariyanto S.kom , dan dengan adanya blog ini saya dapat membuat blog dengan hasil saya sendiri .
Jazakallah pak :)
About This Blog
22.49 |
Read User's Comments0
Sejarah Radiologi Roentgen
22.32 |
Sejarah Radiologi Roentgen
Roentgen ditemukan oleh Wilhelm Conrad Roentgen tahun 1895, Universitas Wuszburg , Jerman. Mula diketemukan sinar tersebut dinamai sinar x namun oleh ilmuwan saat itu di namai Sinar Roentgen.Sifat fisik dan kimia sinar x/ Roentgen :
- Mempunyai daya tembus terhadap bahan/ obyek , besar. Bahan tersebut makin padat / no atom tinggi , berkurang.
- Mempunai sifat pendar fluor.
- Menghitamkan film.
- Sinar x, sebagian memanttul kesegala arah jika menabrak molekul udara/benda
- Bergerak lurus. Maka dibuat kaca timbal.
- Mempunyai panjang gelombang rendah/ frequensi tinggi/ energi tinggi.
- Ionisasi bagi molekul benda yang tertabrak sinar x .
- Sifat biologi belum diketahui.
Diantara puluhan korban sinar x , al :
- Albert Schonberg.
- Caldwel.
- Friedlander.
- Bergonie.
- Hermann Knoch.
- Irene Joliot curie.
Orang Indonesia yang menggunakan sinar Roentgen, bernama R.M. Notokworo yang lulus di Leiden Belanda tahun 1912 dan bekerja di Semarang. Pada tahun 1895 saat ditemukan sinar x, lahir bayi Wilhekmus Zakarias Johanes yang dikemudian hari diangkat menjadi bapak Radiologi. Brevet Radiolog th.1939. Dr. W.Z Johanes juga mendirikan Sekolah Asisten Roentgen., sekarang APRO.
Sejarah perkembangan sinar x dan Radiologi :
- Pengunaan sinar x dalam foto polos , dan kontras , termasuk sederana.
- Penggunaan foto dengan kontras khusus , intra arteri, phlebografi , dll.
- Penggunaan foto dengan kontras lainya.
- USG.
- DSA.
- Interfensi radiology ,temasuk pemecahan batu ginjal.
- CT Scan , MRI dan Infra red imaging.
- DLL.
Sinar x adalah pancaran gelombang elektro magnetic dengan panjang gelombang sangat pendek. Gelombang yang di pergunakan dalam dunia kedokteran antara 0,5 A – 0,125 A.
1 A = 10 pangkat -8 cm.
Gelombang electro magnetik lain , gelombang : radio, panas, infra merah, cahaya, ultra violet, sinar x, sinar gama dan sinar cosmic.
Sinar x berasal dari :
- Tabung sinar x.
- Bahan alam / buatan yang memancarkan sinar x
- Filamen.
- Tabung hampa udara.
- Arus listrik kecil
- Target Anoda voltase tinggi.
- Window.
- Selimut tabung
- Kolimator / diafragma.
- Arus tabung/ sinar electron/ beta.
Sinax ini memancar ke segala arah, polichomatis , sebagian besar mengarah ke window. Pada window dipasang Filter, yaitu logam AL setebal 0,5 mm. Dipasang juga kolimator/ diafragma, untuk membatasi sinar x keluar tabung. Sinar x yang keluar ini yang dimanfaatkan untuk memotret obyek foto.
Radiografi (pemeriksaan foto roentgen.)
Jenis pemeriksaan roentgen ad 2 macam :
- Pemeriksaan fluoros kopi / doorlichting , tak dianjurkan lagi.
- Radiografi.
I. Perlengkapan untuk Radiografi.
II. Jenis pemeriksaan dan Posisi pemotretan.
III. Pengetahuan pesawat roentgen.
IV. Pengetahuan kamar gelap dan proses terjadinya gambar film.
Ad.I Perlengkapan meliputi :
1. Film roentgen :
- Lapisan fim.
- Karacteristik lainya.
- Jenis- jenis film lainya.
- Jenis film Roentgen menurut kecepatan.
3. Kaset sinar x., terdiri dari :
- Bakelit.
- Intensifaying sceen atas.
- Intensifaying screen bawah.
- Lapisan timah.
- Per dari baja. Yang membuat fil dan screen menempel rapat-rapat.
- Hindari kaset jatuh atau mengalami pukulan.
- Hindari kaset / sceen dari bahan kimia.
- Harus tetap kering.
- Jangan ditumpuk
Proteksi Radiasi
22.18 |
PROTEKSI RADIASI
Proteksi Radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu
diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan
diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi
Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on
Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur
pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut:
- Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi,
- Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai azas optimasi,
- Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi.
Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin merupakan hal
mendasar yang perlu dikendalikan, tidak hanya untuk radiasi tetapi juga
untuk semua hal yang membahayakan lingkungan. Mengingat bahwa tidak
mungkin menghilangkan paparan radiasi secara keseluruhan, maka paparan
radiasi diusahakan pada tingkat yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan
manfaat dari sisi kemanusiaan.
Menurut Bapeten, nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja
radiasi adalah 50 mSv (5rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv
(500 mrem).
sumber : http://ilmuradiologi.blogspot.com/2012/01/proteksi-radiasi.html
TEKNIK PESAWAT RADIOLOGI
16.57 |
PESAWAT SINAR-X
MOBILE
A. Pengetian Pesawat Sinar-X
Mobile
Pesawat Sinar-X mobile adalah salah satu jenis pesawat sinar-x yang
dapat dipindah-pindah kan dari ruang pemeriksaan keruang lain jika dibutuhkan.
B. Bagian-bagian Pesawat Sinar-X
Mobile
1. Bagian Utama
TABUNG SINAR-X
Pada tabung sinar-x mobile terdapat komponen-komponen yang
sama dengan jenis pesawat sinar-x lain, yaitu dua kutub (anoda dan katoda)
dan focussing cup.Tabung dalam disebut insert tube. Insert tube
diselimuti tabung luar (tube housing). Pada tube housing terdapat window
sebagai tempat keluarnya radiasi
KOLIMATOR
Komponen yang terpasang pada jendela tabung yang
berfungsi untuk membatasi lapangan penyinaran agar bisa disesuaikan dengan luas objek dan juga sebagai titik sentrasi lapangan penyinaran.Kolimator dilengkapi dua
knop
untuk membuka dan menutup pembatas dan lampu untuk membantu menentukan lapangan penyinaran.
PANEL KONTROL
Komponen untuk mengatur faktor eksposi.Pada panel kontrol biasanya terdapat
kV selector untuk mengatur tegangan tabung, mA selector untuk mengatur arus tabung,
timer selector untuk mengatur lamanya waktu penyinaran.Indikasi kV, mA, dan focus
selector untuk menentukan besar kecilnya fokus.
HANDSWITCH
Tombolyng digunakan untuk me-ready dan mengekspose.
GENERATOR
Satu daya yang
menghasilkan tenaga listrik untuk pembangkitan sinar-x.
2. Bagian tambahan
a. Lengan penopang untuk memudahkan memposisikan tabung
b. Pegangan pengemudi dan roda untuk memudahkan radiografer saat memindahkan pesawat dari ruang satu keruang
lain
c. Bok
kaset untuk meletakkan kaset.
PESAWAT SINAR - X KONVENSIONAL
Pesawat Sinar-X
konvensional adalah salah satu jenis pesawat Sinar-X yang
digunakan untuk radiografi.Arti konvensional di sini,
menunjukkan jenis pesawat dari pergerakannya,
dimana pesawat konvensional pergerakannya terbatas pada stasionernya dan bedanya dgn pesawat
mobile tidak dapat berpindah dari suatu ruangan keruangan lain .
Pada tabung sinar-x terdapat dua kutub, yaitu anoda (+) dan katoda
(-).Pada katoda, terdapat kawat filamen sebagai sumber elektron dan focusing cup
untuk mengarahkan berkas elektron ke target.Pada Anoda, terdapat target tumbukan
yang terbuat dari tungsten yang terhubung dengan motor (rotor+stator) agar
anoda bisa berputar (untuk jenis rotating anode). Tabung dalam ini disebut “Insert
Tube”.Kemudian tabung dalam ini diselimuti tabung luar yang disebut “Tube Housing”.Pada
Tube Housing terdapat jendela sebagai tempat keluarnya radiasi.
KOLIMATOR
Kolimator adalah komponen pesawat yang terpasang pada jendela tabung yang
berfungsi untuk membatasi lapangan penyinaran agar
bisa disesuaikan dengan luas objek dan juga sebagai penentu titik sentrasi lapangan penyinaran.Kolimator dilengkapi dua
knop untuk membuka dan menutup pembatas,
dan lampu untuk membantu menentukan lapangan penyinaran.
PANEL KONTROL
Panel Kontrol adalah komponen untuk mengatur faktor eksposi. Pada panel
kontrol biasanya terdapat kV selector (untuk mengatur tegangan tabung), mA selector
(untuk mengatur arus tabung), timer selector
(untuk mengatur lamanya waktu penyinaran), indikasi untuk kV dan mA, dan focus selector
(untuk memilih fokus besar atau kecil).
PENGOPERASIAN
PESAWAT
- Menghubungkan steker ke stop kontak
- Menyetel kunci kontak pada modus radiografi
- Menekantombol power padaposisi ON
- Mengatur kV dan mAs dengan menekan tombolSetting kV dan setting mAs
- Mengatur medan radiasi dengan menekan tombol lampu pada panel operasi atau pada kolimator dan putar knob untuk mengatur luas ekposi
- Menekan ready pada handswitch
- Menunggu sampai indikator ready pada panel operasi menyala
- Menekan tombol exposi pada handswitch untuk membangkitkan sinar-x
PEMBANGKIT
SINAR-X
• Ketika tombol ready
ditekan, terjadi pembangkitan arus kefilamen sehingga elektron pada kawat filamen melepas kan elektron
yang berkumpul menjadi awan elektron
• Selainitu,
piringan anoda juga berputar ketika di ready
• Ketika tombol eksposi ditekan, maka tegangan dialirkan ke anoda dan katoda sehingga terjadi beda potensial antara dua kutub tersebut
• Beda
potensialtersebutmenyebabkanelektronbergerakkearah target
sehinggaterjaditumbukan
• Pada saat tumbukan terjadi interaksi radiasi dengan materi yaitu
proses “Sinar-X Bremsstrahlung “ atau “Sinar-X Karakteristik” yang
menghasilkan Sinar-X
•
Sinar-X
tersebut keluar melalui jendela tabung dan melalui kolimator
Sumber : Buku Catatan
Sumber : Buku Catatan
TEKNIK RADIOGRAFI
07.24 |
Teknik Radiografi
MAKALAH TEKNIK RADIOGRAFI
"Pada Pemeriksaan ELBOW JOINT & OS SCAPULA"
OLEH :
AZISAH
AKADEMI
TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
(ATRO) MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Assalamu alaikum wr.wb
Alhamdulillah…Alhamdulillahirobbil ‘alamiin Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT.Yang telah memberikan kita Taufik dan
HidayahNya sehingga penulisan laporan study kasus yang
berjudul “Teknik Pemeriksaan Pada Kasus Elbow
Joint dan Os Scapula” dapat
diselesaikan.
Sangat
disadari makalah ini diselesaikan hanya dengan petunjuk dari Allah SWT, penulis
juga menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak
keterbatasan sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif dan membangun sehingga terarah pada kesempurnaan tulisan
ini kemudian dapat menjadikan pembelajaran kepada penulis pada tugas-tugas
selanjutnya.
Penulispun tak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bimbingan dan arahan dalam
penyusunan materi sehingga penyusunan tugas ini dapat terselesaikan kepada :
1.
Allah SWT atas nikmat kesehatan dan kesempatan.
2.
Orang tua yang memberikan bantuan secara moril dan
materil serta do’anya yang selalu tercurah.
3.
Dosen Teknik Radiologi dan dosen pembimbing.
4.
Kakak – kakak senior yang juga membimbing dalam
pembuatan tugas.
Akhir kata
penulis sangat mengharapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sebagai bahan referensi dan pembelajaran di bidang radiologi,
penulispun mengharapkan agar karya tulis ini juga dapat menjadi pemandu dalam
pembuatan tugas-tugas selanjutnya.
Wassalamu
alaikum wr.wb.
Makassar, 07 Novomber 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan Radiologi saat ini semakin berkembang
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran.
Pemeriksaan radiologi itu sendiri
memiliki peran penting dalam bidang kedokteran yaitu mendiagnosa suatu
penyakit.
Pada saat ini organ dan sistem di dalam tubuh
kita dapat diperiksa secara Radiologi, bahkan dengan ditemukannya kontras media
yang berguna memperlihatkan kelainan pada organ sehingga dapat didiagnosa.
Pemeriksaan Radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Pemeriksaan Radiologi tanpa kontras media dan Pemeriksaan Radiologi dengan
menggunakan kontras media.
Pemeriksaan elbow joint merupakan salah satu
pemeriksaan radiologi yang menggunakan tanpa kontras media untuk melihat
kelainan pada daerah persendian. Pemeriksaan elbow joint adalah pemeriksaan
untuk memperlihatkan dislokasi pada elbow joint.
Pada umumya pemeriksaan elbow joint merupakan
pemeriksaan yang jarang dijumpai dirumah sakit. Berdasarkan uraian di atas maka
kami tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan mengangkatnya sebagai Laporan Kasus
dengan judul “ TEKNIK PEMERIKSAAN ELBOW
JOINT& OS SCAPULA ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persiapan yang dilakukan pada teknik pemeriksaan elbow joint dan os clavicula?
2. Bagaimana interprestasi foto pada teknik pemeriksaan elbow joint dan os clavicula?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan iniadalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan elbow joint dan os clavicula
2. Untuk mengetahui hasil teknik
pemeriksaan elbow joint os
clavicula
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Untuk
memperdalam pengetahuan penulis tentang penatalaksanaan teknik pemeriksaan elbow joint dan os clavicula
2. Bagi Akademik
Dapat
dijadikan sebagai acuan literatur atau bacaan oleh mahasiswa ATRO Muhammadiyah
Makassar.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai
pertimbangan untuk melakukan teknik
pemeriksaan elbow joint dan os
clavicula
BAB II
TEKNIK
PEMERIKSAAN
2.1.Alat & Bahan
1.
Pesawat
X-Ray lengkap dengan panel control
2.
Film
3.
Kaset
4.
IS
5.
Grid
6.
Marker
7.
Apround
8.
Alat yang berkaitan dengan processing
2.2.Anatomi
dan Patologi
A.
Elbow Joint
a.
Anatomi
b.
Patologi
- Ø Corpus liberum: Nyeri kejut pada sendi siku yang bersifat menusuk. Setelah merasa nyeri tersebut akan merasa peka selama beberapahari kemudian hilang.
- Ø Bursinitis olecrani: Pembengkakkan pada olecranon yang berbentuk cembung.
- Ø Epycondylus lateralis: Gangguan siku pada bagian lateral.
- Ø Dislokasi: Bergesernya sendi pada tempatnya.
B.
Os Clavicula
a.
Anatomi
b.
Patologi
Penyebab
Fraktur Clavicula :
Fraktur atau patah tulang
adalah terputusnya kontinuitas tulang. Clavicula merupakan salah satu tulang
yang sering mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya
yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama
seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan kongenital, trauma
(fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya.
Fraktur Clavicula bisa disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan lalu
lintas maupun karena jatuh, namun kadang dapat juga disebabkan oleh
faktor-faktor nontraumatik. Berikut beberapa penyebab fraktur Clavicula, yaitu
:
- Fraktur Clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan.
- Fraktur Clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
- Fraktur Clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalubera
- Fraktur Clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien postradioterapi, keganasan dan lain-lain.
Klasifikasi
Fraktur Clavicula
Klasifikasi
fraktur Clavicula yang perlu diketahui secara radiologis adalah Sebagai berikut :
a). Fraktur Mid
Clavicula (Fraktur 1/3 Tengah Clavicula)
Fraktur ini merupakan fraktur yang paling sering dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur ini berupa trauma langsung maupun tak langsung (dari lateral bahu).
b). Fraktur 1/3 Lateral Clavicula
Fraktur ini merupakan fraktur tersering kedua yang dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur ini inibiasanya karena kompresi dari bahu
c). Fraktur 1/3 Medial Clavicula
Fraktur ini merupakan fraktur yang paling jarang dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur ini dapat berupa trauma langsung dan trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan Clavicula ke Sternum, misalnya jatuh dengan tangan dalam posisi abduksi.
A. Teknik Pemeriksaan
1.Teknik Pemeriksaan Elbow Joint
a. Proyeksi
v
Proyeksi
AP
ü PP
(Posisi Pasien) = Pasien duduk disamping meja pemeriksaan
ü PO
(Posisi Objek) = Ekstensikan tangan pasien dengan bagian atas lengan menempel
pada kaset Luruskan siku pasien agar epicondyles humerus dan permukaan anterior
siku sejajar dengan kaset untuk lapangan kolimasinya dari 1/3 Proksimal
Antebrachii sampai distal Humerus.
ü Ukuran
kaset = 18x24 vertikal atau 24x30 untuk dua gambaran Horizontal
ü CR =
Tegak lurus Vertikal
ü CP =
Elbow
ü FFD =
90-100 cm
v
Proyeksi Pemeriksaan Lateral
- PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan menempatkan antebrachii di atas kaset
- PO (Posisi Objek) = Posisikan lengan pasien Fleksi 90 derajat pastikan epicondylus humerus tegak lurus terhadap bidang kaset. atur lapangan kolimasi dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bagian distal Humerus.
- Ukuran Kaset = 18x24 Vertikal dan 24x30 untuk dua gambaran Horizontal.
- CR = Tegak lurus Vertikal
- CP = Pada mid (Pertengahan) Elbow joint atau 4cm di atas Process Olecranon.
- FFD = 90-100 cm
b. Hasil Foto
Ø
Proyeksi
AP
Ø Proyeksi Pemeriksaan Lateral
2.Teknik Pemeriksaan Os Clavicula
v
Proyeksi
AP
- PP (Posisi pasien) : pasien berdiri dengan kaset vertikal di belakang sendi bahu yang difoto atau tidur telentang di atas meja pemeriksaan dan kaset diletakkan horizontal di bawah sendi bahu yang akan difoto.
- PO (Posisi objek) : sendi bahu yang tidak difoto diganjal sedikit, bahu yang difoto punggungnya menempel pada kaset dan lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
- CR : horizontal apabila pasien berdiri dan vertikal apabila pasien tiduran.
- CP : pada pertengahan os clavicula
- FFD : 90 cm
- Kaset : 24 x 30 cm
- Kriteria radiograf : tampak gambaran AP Os clavicula dengan ujung proximal mengalami superposisi dengan costae.
v
Proyeksi
PA
ü Posisi
pasien : pasien berdiri dengan kaset vertikal di depan sendi
bahu yang difoto atau pasien tidur telungkup dengan posisi kaset horizontal di
bawah sendi bahu yang tidak difoto.
ü Posisi
objek : tepi anterior bahu yang akan difoto menempel
kaset, kepala menengadah, lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
ü CR :
horizontal jika pasien berdiri dan vertikal jika pasien telungkup.
ü CP : pada superior angle scapula
ü FFD : 90 cm
ü Kaset : 24 x 30 cm
ü Kriteria
radiograf : tampak gambaran PA Os clavicula dengan ujung proximal mengalami
superposisi dengan costae dan sedikit mengalami perubahan bentuk dibanding
proyeksi AP.
BAB III
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Dari hasil analisa diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
Elbow joint adalah persendian yang paling
sering mengalami cidera pada orang dewasa. Pemeriksaan elbow joint dilakukan
dengan tiga cara yaitu dengan proyeksi AP, Lateral yang akan memperlihatkan
tampilan berbeda-beda dalam pemberian diagnose yang tergantung kebutuhan..
Scapulae
merupakan tulang pipih yang berjumlah sepasang dan berbentuk segitiga. Dengan
demikian, scapulae mempunyai tiga sisi atau tepi, yaitu margo vertebralis
(medialis), margo axilaris (lateralis), dan margo cranialis (superior). Tulang
ini juga mempunyai tiga sudut, yaitu angulus medialis/superior, angulus
lateralis dan angulus inferior. Pada angulus lateralis terdapat dataran sendi
besar dan oval yang disebut cavitas glenoidalis. Di sebelah cranial cavitas ini
terdapat tonjolan kasar yang disebut tuberculum supraglenoidale dan di bawahnya
terdapat tuberculum infraglenoidale.
4.2.SARAN
Teknik radiografi khususnya elbow joint dan os
scapula agar memberikan informasi tepat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
suatu pemeriksaan atau diagnose. Radiographer hendaknya mampu memposisikan
pasien senyaman mungkin dan mengambil gambar dengan tepat sehingga dapat
meminimalkan terjadinya pengulangan foto, diperlukan pula ketelitian dari
radiographer mulai dari pengambilan foto, pemprosesan kamar gelap, sampai pengeringannya
agar diagnosa nantinya dapat ditegakkan dengan akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)